Minggu, 18 September 2011

Cerpen Karya_kku

Ketika memulai awal pembelajaran baru, Clara dan Chika harus mengikut kegiatan MOS Yang di adakan di sekolah baru mereka. Yeah, itulah sebutan yang sering di ucapkan anak-anak remaja saat ini. Saat mengikuti kegiatan “MOS” di SMU Bintang Harapan itu,
          Setelah kurang lebih mengikuti kegiatan MOS selama tiga hari,Clara dan Chika mendapatkan banyak teman baru. Akan tetapi yang satu ini sangatlah unik orangnya. Dia adalah Raditya yang sering di panggil dengan Adit. Adit tiba-tiba memperkenalkan diri di hadapan Clara dan Chika seolah-olah dia udah kenal lama dengan dua anak  itu, tepatnya di kantin sekolah..
* * *
Kegiatan MOS hari ini selesai tepat pukul 16.00 WIB. Saatnya Chika untuk segera pulang ke rumah. Sambil menunggu jemputan yang belum juga datang, Chika menyempatan waktu untuk duduk di tepi gerbang sekolah dan merasakan sejuknya lingkungan sekolahnya.
Saat berusaha untuk memejamkan mata, Chika pun teringat kembali dengan kejadian waktu di kantin sekolah tadi siang. Seorang cowok tadi muncul begitu saja dalam benaknya. Karena Chika tak percaya dengan apa yang barusan dia pikirkan, Chika berusaha untuk segera membuka matanya kembali. Chika termangu dalam duduknya, karena mendapati Adit didepannya. Entah dari kapan Adit berdiri di depanya, Chika pun akhirnya tersadar dalam sekejap.
“Kok belum pulang????” Tanya Adit sok akrab kepada Chika.           
Kenapa ni orang sok kenal banget ya..?? Hmm.…..benar-benar aneh. gumam Chika. “Ini….lagi nungguin jemputan. Kamu sendiri ngapain disini ??” Jawab Chika tenang dan balik bertanya kepada Adit.
“Ooh…Aku juga lagi nungguin kakak gue. kok sendirian?? Clara mana??” tanya Adit tanpa merasa canggung.
Hmmm...Dia udah pulang dari tadi..”jawab Chika sambil melihat ke arah jalan.
Ahirnya mama Chika datang juga, tak butuh waktu lagi Chika pun dengan cepat melesat ke arah mobil mamanya.             “Gue duluan yahh???” seru Chika dengan semangat lari-lari kecil Ke arah mobil.
“Ok… hati-hati ya…” sambung Adit tak kalah ramahnya dengan Chika. (“kenapa perasaan gue jadi campur aduk kayak gini ya??gerutu Adit dalam hati”).
* * *
Hari terakhir “MOS”, Chika pun semakin bersemangat pergi ke sekolah. Kini  Clara, Chika dan Adit sudah sangat keihatan akrab satu sama lain. Mulai dari tukar-menukar nomor HP, saling curhat,kemana pun mereka selalu bersama. Heran ya??? Padahal Clara, Chika dan Adit baru kemarin saling kenal. Apalah itu awal dari suatu persahabatan ??? Bisa di bilang hiya…. Hehehe.
Usai pengumuman pembagian kelas, ternyata Clara, Chika dan Adit masuk dalam satu kelas yaitu kelas X.2.
* * *
          Hari pertama masuk sekolah dengan mengenakan seragam putih abu-abu sangatlah waktu yang ditunggu – tunggu Chika dan teman-temannya yang lain.Chika pun tampak lebih dewasa dari waktu yang sebelumnya.
Adit juga tak kalah keren.Dia semakin kelihatan cool, tatanan rambut barunya semakin membuat wajah satu anak ini lebih kelihatan charming, hmmm... tentunya akan banyak sekali cewek-cewek yang akan tertarik kepadanya. Dengan penampilan baru Adit yang sangat jauh berbeda pada saat waktu “MOS” Clara dan Chika tak dapat mengenali sahabat barunya itu.
“Adit mana ya Chik ??” tanya Clara cemas.
Gue juga gak tahu lah, kan dari tadi pagi gue selalu sama kamu. hmm....jawab Chika acuh pada Clara.
Tepat pukul 07.00 seorang cowok masuk ke kelas Clara dan Chika yang kelihatan sangat cool.
Hai...... sapa Adit pada Clara dan Chika yang sedang bingung mengira-ngira siapa cowok ini.
“ADIT!!!!” teriak Clara dan Chika serentak.
Aduh.... sakit telinga gue tahu.!!! Pelan-pelan kenapa??? Hiya ini gue Adit, emang kenapa?” Amuk Adit sambil masih menutup telinganya.
Ini benar kamu???Tanya Clara gak percaya…
Ya iyalah... terus siapa lagi???? Kan di kelas ini yang namanya Raditya Putra Sinaga hanya gue doang... hahhhh kesel deh gue sama kaliian berdua. Jawab Adit marah.
Yeeee..... ngambek deh... sambung Chika cepat sebelum Adit bener-bener marah.
Tak sempat Adit membantah omongan Chika, Pak Emon Guru Matematika ternyata sudah berdiri di depan kelas tanpa disadarinya. Kelas pun sepi tanpa suara. Karena ini pelajaran pertama kalinya di SMU Chika pun sangat antusias sekali untuk belajar. Hmmm.. iyalah kan pelajaran satu ini kesukaan Chika, Kebahagiaan selalu terpancar di rona wajah Clara, Chika dan Adit.
* * *
Setelah selama satu minggu ini Chika menyesuaikan diri di sekolah barunya itu, Chika menemukan sesosok cowok yang sangat asing di matanya. Penampilan cowok itu sangat tak pantas sebagai pelajar di sekolah favorit ini. Rambut acak-acakan tak ada style sedikit pun yang dapat disimpulkan, kancing bajunya tak dikaitkan, satu tindik terpasang di telinga kananya.hmm.... sangat tak layak di sebut sebagai seorang pelajar teladan.
”Gubrak...!!!!!!!” semua buku bawaan Chika jatuh berserakan di lantai.
Punya mata gak sih !!! jalan aja gak becus!!! tanya cowok itu dengan nada tak merasa bersalah dan sombong.
Lo itu ya... udah salah pakek nyalahin orang lain lagi. Bantuin kenapa??? Malah ngomel-ngomel gak jelas kayak gitu !!! solot Chika tepat di depan muka cowok itu.
Apa bantuin???? Kurang kerjaan aja, gak tahu gue siapa di sini???? Jawab cowok itu angkuh seakan-akan dia udah orang nomor satu di sekolah in.
Terus,, gue perlu tahu???? Elo siapa?? Anak siapa??? Sori ya gue masih ada kerjaan lain yang harus gue selesain. Solot Chika ketus sambil ngeloyor pergi dari hadapan cowok sombong itu.
Cowok ini kelihatanya kakak kelas Chika,dari tampang cowok ini dapat dilihat lebih tua dari Chika.hehehe.... gak nyindir sih tapi emang kenyataannya  begini mau gimana lagi      .                                             Huhw.. gerutu Chika saat duduk di bangkunya.                                                   Lo kenapa Chik??? Kok murung kayak gitu?? tanya Clara penasaran.              Gue sebel ni... habis ketemu orang nyebelinnya minta ampun, gag tahu salah, emang sekolah ini milik dia apa??? Sikapnya sombongnya selangit. Jawab Chika nyerocos terus tanpa henti.
Hello... ngomongnya bisa pelan-pelan gak??? Gue bingung nih, gak ngerti lo ngomongin  apaan.! Ketus Clara sebelum Chika meneruskan bicaranya.
Woyyy... pada ngapain sih???Bu Suci dah masuk tuh!! Sambung Adit berusaha memisahkan mereka.
* * *
Bel istirahat berbunyi, sebelum memutuskan pergi ke kantin Chika memilih ke toilet dulu untuk membasuh muka untuk meredam emosinya. Sebelum Chika membelokkan kakinya dari ruang laboratorium. Kejadian tadi pagi pun terulang kembali dengan sangat mirip. Saat Chika sedang melihat sepatu barunya itu, Chika tertabrak cowok sombong tadi pagi.
Aaww.... Chika meringis kesakitan. Kamuuu....!!!!! serentak Chika dan cowok itu.
Kamu lagi ??? seru cowok sombong itu tepat dimuka Chika.
Ampun dehhhh... kenapa gue bisa ketemu sama cowok sombong kayak lo sih.!! Amit-amit deh... keluh Chika kesal
Emangnya gue mau ketemu sama cewek aneh kayak lo??? Hehh... keluh cowok itu tak kalah kesal
Hei Ric..... gue cari-cari lo kemana-mana ternyata disini.. dah mau bel nih.. masuk kelas yuk ?? teriak cowok yang sama sekali tak dikenali Chika dan berlari mendekat kearah Chika dan Rico rupanya.
Eh elo Ngga.... Ok,man. Ngapain ngurusin cewek aneh kayak dia. Gag penting banget.. jawab Rico  sambil menarik tangan Angga menuju ke kelasnya.
Chika meninggalkan tempat itu dengan gerutu  dalam hati yang tak henti-hentinya, dan wajah kusut terlihat di raut wajahnya. Karena bel masuk sudah berbunyi dari beberapa menoit yang lalu. Chika memutuskan untuk kembali ke kelasnya.
***
Cewek tadi siapa Ric ??? gebetan baru?? Tanya Angga penasaran.
Gag penting, males gue ngomongin cewek aneh tadi. Baru kali ini gue ketemu sama cewek kayak gitu.. jawab Rico kesal   
Ok mamen. Tapi cewek tadi lumayaan juga. Cocok juga buat lo... Jawab Angga
Apa??? Cewek aneh tadi lo bilang cocok buat gue!!! Mimpi kali lo?? Tanya Rico kaget dan marah saat Angga selesai mengucapkan kata “ cocok juga buat lo...”
Cee ilee.... biasa aja kali men. Gue cuma  bercanda kali. Hahaha.. sensi banget ya sobat gue hari ini....ralat Angga cepat sebelum kemarahan Rico mulai berkembang.
Amit -amit deh... gue bisa suka sama cewek aneh kayak gitu. Masiih banyak lagi cewek yang lebih dari dia.. solot Rico tak percaya.
Ok man… gue juga tahu kok. Jawab Angga sambil senyum – senyum kecil.
Sebelum Angga dan Rico melanjutkan pembicaraan, Bu Kirana sudah terlihat berjalan mendekat ke arah kelas XII IPA 3, yah kelas Angga dan Rico. Meskipun dari penampilan Rico seperti anak berandalan tapi Rico tak pernah lari dari 10 peringkat di kelasnya. Dia selalu masuk dalam peringkat tersebut. Untuk itu sekolah menghiraukan  satu anak itu berpenampilan kayak gitu, dan juga semua sikapnya selalu di hiraukan oleh pihak sekolah. Hmmm... hebat juga Rico.
.* * *
Dari pertemuan yang sama sekali tak terduga dengan cowok sombong yang bis adi bilang namanya Rico ( seingat Chika itulah namanya yang disebutkan oleh cowok tadi ). Chika selalu terbayang-bayang dengan wajah cowok itu. Bisa di bilang Rico itu cakeplah, so banyak cewek yang ngantri pengen jadi ceweknya bukan?? Orangnya tajir, cakep, cool, terkenal, bawaannya motor besar kesayangannya yang berwarna merah. Chik.... lo kenapa sih dari tadi ngelamun terus?? Ada masalah?? Kamu beda banget sama kemarin – kemarin??tanya Clara cemas dengan keadaan Chika saat ini.
Hiya Chik.. lo kenapa?? Ada masalah ?? cerita dong sama kita. Mungkin kita bisa bantu. Ya gak Clar?? Sambung Adit tak kalah cemas dari Clara.
Gue gak papa kok... kalian berdua tenang aja ya?? Gue baik – baik aja kok. Jawab Chika dengan senyum yang sangat kelihatan terpaksa.
Okelah... gue percaya sama lo. Tapi kalau gue lihat elo kayak gini lagi, gue gak segan – segan maksa lo buat cerita sama kita dengan cara apaupun!! Hiya kan Dit ??ancam Clara
Hiya deh... gue janji. Gue takut deh sama ancaman lo itu.!! Hehe..  jawab Chika  pura-pura takut .
* * *
Waktu pulang sekolah tepatnya pukul 13.30 Chika segera bergegas  untuk  jalan keluar  ke sekolah.  Chika sendirian  menanti mamanya, karena Clara dan Adit sudah pulang duluan. Tiba–tiba motor besar berwarna merah berhenti  tepat dihadapan Chika. Chika tak mengetahui siapa cowok yang kini dihadapannya. Terkejutnya Chika saat cowok itu melepas helmnya.
“RICO !!!!!! ngapain lo disisni?? Tanya Chika kesal.
Emang ni sekolah milik nyokap lo?? Tanya Rico balik ke Chika.
“Ya gak lah,, tapi kalau lo mau berhenti bisa gak pindah dari hadapan gue?? Ganggu pemandangan nih?” jawab Chika ketus ke Rico.
Ezzztt.. Santai aja lagi. Tenang dong. Gue mau ngomong penting sama lo.!! Kenalin gue Rico Giovani Gabriel panggil aja gue Rico. Kan kemaren lo tahu nama gue baru denger dari temen gue. Sekarang baru beneran kalau lo tahu nama gue.
(hahhhh... ni cowok gila apa ya?? Tadi marah-marah sekarang malah ngejakin kenalan, bener-bener aneh.!!!) gerutu Chika dalam hati.
Gue pengen tahu siapa nama lo? Lo kelas berapa ?? tanya Rico lagi.
Sori.. jemputan gue udah datang.Daaa.... jawab Chika dengan langkah yang akan meninggalkan tempat itu.
Namun usaha Chika untuk melangkahkan kakinya gagal, karana cekalan tangan Rico yang berhasil menarik tangan Chika hingga tubuh Chika mendekat ke arah dada Rico. Karena Chika tak sempat mengelak, dia terpaksa mengikuti semua permainan Rico.
Siapa nama lo?? kelas berapa??  Tanya Rico mengulangi kalimatnya tadi yang belum di jawab Chika.
Karna Chika takut mamanya mengetahui kejadian ini. Chika akhirnya mengalah dan menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut Rico tadi. Dengan hati yang sangat terpaksa untuk mengeluarkan kata-kata didepan Rico.
Gue Chika Anantasya, panggil aja gue Chika. Gue kelas X.2. puas lo??? Sekarang lepasin tangan lo dari pinggang gue!! Jawab Chika dengan marah. Ok.. pintar juga kamu.. seru Rico dengan melepaskan genggaman tangannya yang memegang pinggang Chika untuk mencegahnya kabur.
* * *
Gara-gara kejadian siang tadi chika tidur larut malam akibatnya paginya chika bangun kesiangan.
Haaaa...gimana ni?? sekarang ada ulangan Bu Suci lagi. Gue belum belajar.” Chika segera masuk ke kamar mandi sambil ngomel-ngoomel gak karuan.
Mamaa...... Chika berangkat dulu ya??? Teriak Chika menuruni tangga dan segera berlari keluar rumah.
Gak sarapan dulu sayang??? Teriak  mama Chika saat melihat putrinya berlari keluar rumah. Namun tak ada jawaban karena Chika sudah berhasil menerobos pagar rumah.                                          Taxinya mana sih?? Kok gak ada yang le...Sebelum Chika meneruskan bicaranya, Rico sudah berhenti di depan Chika dengan motor kesayangannya.
Cepet naik.!!! ajak Rico saat motornya sudah berhenti.
Apaa.!!! Naik??gag ah, nungguin taxi aja daripada naik motor berdua sama kamu. Elak Chika.
Ayo cepet naik.!!! lo gak mau telat ke sekolah kan.???kalau lo mau nungguin taxi bisa-bisa satu jam lagi lo baru sampai ke sekolah. Naik gak.??!! paksa Rico                                                
Dengan sangat terpaksa Chika memutuskan untuk naik ke motor Rico. Baru satu detik Chika berhasil duduk di boncengan Rico. Rico langsung tancap gas. Karena waktu menuju ke sekolah tinggal lima belas menit, Rico memutuskan untuk ngebut ditengah - tengah padatnya lalu lintas.
Hei... GILA ya lo.!!! Gue masih pengen hidup bisa pelan gak bawa motornya.!!!teriak Chika di balik mukanya yang tertutup tangan.Karena Chika takut dengan kecepatan,terpaksa Chika pegangan seerat mungkin di pinggang Rico dan menyembunyikan wajahnya di balik punggung Rico.
Diem aja lo.!!! Tinggal beberapa menit lagi sudah bel nih. Pegangan yang erat !! gue mau ngebut lagi. Lo gak mau telat kan?? teriak Rico dibalik helmnya.
Dengan terpaksa Chika menuruti semua perintah Rico.Karena Chika juga tak mau terlambat datang ke sekolah hanya karena masalah kecil kayak gini.
* * *
Tiba disekolah, Chika langsung berlari ke kelasnya. Tanpa menghiraukan Rico sama sekali.
Di kelas chika melamun dipikiran Chika masih terbayang pada kejadian tadi. Hanya satu nama yang ada dalam benak Chika siapa lagi kalau bukan Rico. Kenapa dia bisa begitu cepat masuk ke dalam kehidupan Rico??? Itulah tanya yang selama ini belum bisa terjawab.
Istirahat pertama Chika pergi ke toilet untuk membasuh mukanya agar dia kelihatan lebih fresh lagi dibanding tadi pagi.
Ya ampun.... gue kenapa sih??? Kenapa pikiran gue selalu Rico.......Rico......Rico.!!!!! Apa mungkin gue suka sama dia?? Tapi gak mungkinlah.! Gue baru aja kenal sama dia masak gue udah jatuh cinta sama tu cowok!!!  Gerutu chika
Mungkin semua pertanyaan lo tadi bener Chik... lo suka sama Rico.!!  Seakan Chika tersadar dari lamunannya karena mendengar omongon Clara yang berjalan ke arahnya.
Apa ??? masak hiya??? Tanya Chika bingung dan kesal.
Cinta itu datang dan pergi tak tahu waktu..!!! Waktu yang akan menjawab semua pertanyaan lo tadi. Saran Clara
***
Waktu pulang sekolah, saat Chika sedang berjalan menuju ke gerbang sekolah, Rico menghampiri Chika. Rico memaksa chika untuk pulang bersamanya.
Karena Chika sangat mengharapkan waktu kayak gini dah lama. Tapi di sudut sekolah, berdiri sesosok cowok yang dari tadi memperhatikan tingkah Chika dan Rico. Seakan perasaan marah bergejolak di hati Adit.
Tapi dengan kedatangan Clara yang berteriak memanggilnya, kemarahan Adit reda saat itu juga. Akan tetapi, usaha Adit untuk mendapatkan Chika tak putus di situ saja. Hingga satu sms telah dikirimkan ke nomor Chika saat Adit sudah tiba di rumahnya.
* * *
Satu pesan masuk
Dari Raditya...
Hai Chik...nanti malem gue jemput ya??Ada yang mau gue omongin sama lo. Ok?? Gue jemput lo jam 7.gak boleh nolak.
Bye
Sampai ketemu nanti malam.
Chika pun kaget dan terkejut saat membaca pesan Adit yang tak seperti hari-hari biasanya. Tapi Chika tetap berusaha untuk berpikir positif, karena bagaimanapun juga Adit tetap sahabatnya saat ini.
***
Malamnya Adit mengajak Chika pergi ke suatu tempat. Chika pun hanya menuruti apapun perintah  Adit. Karena dia tak tahu kemana dia dan Adit pergi.
Adit membawa Chika ke taman yang sudah di beri hiasan yang sangat romantis. Lilin-lilin pun berdiri di atas rumput dengan membentuk hati dan sebuah meja dan kursi untuk makan malam tertata rapi di tengah – tengah hati tersebut.
Alunan lagu mulai terdengar saat Adit dan Chika memasuki taman itu. Adit mengajak Chika duduk dan memulai makan malamnya.
Sejujurnya Chika masih bingung dengan semua ini. Di tengah-tengah makan malamnya itu. Semua pertanyaan yang melintas di dalam benak Chika terjawab sudah.
“ Chik .... sebenarnya gue itu cinta sama kamu. Gue gak berani ngungkapin semua ini ke kamu. Karena gue takut kamu bakalan marah sama gue. Kamu mau gak jadi pacar gue ??
Pernyataan Adit yang baru saja terucap dari mulutnya, Seakan Chika tak tahu mau ngomong apa saat ini. Ini benar-benar tak pernah terlintas di pikiran Chika sedikitpun. Karena selama ini Chika hanya mnganggap Adit sebagai sahabat terbaiknya. Perasaan Chika terhadapAdit hanyalah sebatas rasa sayang ke sahabat tak lebih dari itu.
Namun dengan desakan tanya dari Adit yang tak henti-hentinya. Chika memutuskan untuk angkat bicara saat itu juga.
Maaf ya dit.... aku sudah anggap kamu sebagai sahabat terbaikku bisa dibilang aku menganggap kamu sebagai kakak aku. Dan kita tak mungkin bisa bersatu seperti sepasang kekasih. Karna perasaan ku ke kamu tak lebih rasa sayangku sebatas sahabat. Dan kamu tahu itu kan??? jawab Chika tegas ke Adit.
Hiya aku tahu... tapi kenapa?? Apa karena Rico??? tanya Adit ke Chika tak percaya.
Kenapa kamu bnanya kayak gitu?? apa hubunganya sama Rico?? tanya Chika balik dengan nada mukai marah.
Kamu ngaku aja deh Chik... gak usah bohong sama gue.!!  Kamu suka kan sama Rico ???  desak Adit ke Chika karena tak terima semua perlakuan Chika saat ini.
Karena Chika sudah muak dengan tuduhan – tuduhan Adit, Chika pun angkat bicara dengan hati yang memanas.
KALAU GUE SUKA SAMA RICO EMANG MASALAH BUAT LO?? GAK KAN ??? TERSERAH GUE DONG. GUE MAU CINTA SAMA SIAPA!! LO GAK ADA HAK BUAT NGATUR - NGATUR GUE!!! DAN SATU LAGI, KITA GAK AKAN PERNAH DAPAT BERSATU.KARENA DI HATI GUE HANYA ADA SATU NAMA YAITU  UNTUK RICO!!!
Chika pun pergi meninggalakan Adit, air mata mulai menetes karena dia tak menyangka bahwa dia dapat berkata kasar ke Adit.
Sedangkan Adit tersenum sinis sambil memandangi kursi yang tadi di duduki Chika. Adit tak percaya sahabat yangdi cintainya dapat berkata sepahit itu dihadapannya.
Aku akan ngelepasin kamu untuk Rico kok Chik, semoga kamu bahagia dengannya.  Maaf kalau aku  lancang sudah berani mencintai kamu. Ucap Adit lirih dengan senyum bahagia , karena dia tak perlu menunggu terlalu lama akhirnya kata-kata yang di nanti-nanti itu keluar juga dari  bibir Chika.
Diseberang sana, Rico mendapati Chika menangis tersedu-sedu di tepi jalan. Sampai-sampai Chika tak tersadar suara motor Rico yang melintas di depannya tadi. Dengan keyakinannya, Rico berputar balik, dan mendekali Chika yang sedang duduk terpaku di tepi jalan.
Chik.... lo kenapa??? Suara lirih terdengar  ditelinga Clara.
Ket\ika melihat Rico yang berada di sampingnya sekarang, Chika langsung memeluk cowok itu dan menangis dalam pelukan Rico. Rico pun tak mengelak. Dia membiarkan Chika menangis tersedu-sedu dalam pelukannya. Hingga terlihat tangis Chika mulai mereda Rico pelan-pelan mengajak bicara Chika.
Lo kenapa?? Tanya Rico lirih.
Gue gak tahu... jawab Chika di sela-sela tangisnya.
Ya udah... gue anterin pulang yuk??? ajak Rico sambil menuntun Chika naik ke motornya.
*****
Tiba di rumah, mama Chika bingung karena anak kesayangannya pulang mata yang sembap. Sangat terlihat di mata Chika karna wajah Chika cukup putih, sehingga mtanya kelihatan memerah.
“Kamu kenapa sayang??” tanya mama Chika bingung.
Malam tante... maaaf mengganggu. Tadi Chika ada masalah sedikit tante dengan saya. Maaf saya sudah buat Chika jadi menangis kayak gini tante. Temen Chika tadi sudah pulang ke rumahnya tante. Dan sekarang saya yang nganter Chka pulang. Chika jangan dimarahin ya tante, ini semua salah saya. Jawab Rico tenang dihadapan mama Chika.
Oh begitu.... baiklah nak, tante gak akan marahin Chika karena kamu sudah jujur sama tante. Makasih ya nak...dah nganterin Chika pulang... Jawab Mama Chika mulai percaya dengan alasan Rico tadi.
Iya tante.... sama-sama.Kalau begitu saya pamit pulang dulu ya tante. Sudah malam soalnya... (sambil menyalami tangan mama Chika ) jawab Rico tenang.
Ohhh.... iya nak, hati-hati di ljalan ya nak.. gak usah ngebut !!! pesan mama Chika ke Rico                                                        Iya tante… jawab Rico sambil melangkah  pergi, dan meninggalkan rumah Chika dengan motor kesayangannya.
* * *
 Keesokan harinya Chika terkejut saat melihat Rico sudah memarkir motor di depan rumahnya.
“Rico..!!!!” ucap Chika heran
Pagi.... berangkat sekolah bareng yuk??? sapa Rico
Pagi juga... bentar ya. Pamit sama mama dulu... jawab Chika sambil masuk ke rumah untuk berpamitan dengan mamanya.    Mama... berangkat sekolah dulu ya...
seru Chika saat mamanya berjalan ke arah Chika
Hiya sayang... hati – hati dijalan ya... pesan mama Chika
Selamat pagi tante... sapa Rico dan berjalan mendekat ke arah Chika dan mamanya.
Pagi.... ini yang tadi malam kan ?? tanya mama Chika dengan mengingat – ngingat sosok cowok ini.
Hiya tante... kenalin saya Rico tante. Ucap Rico ke mama Chika
Chika bingung dengan sikap Rico pagi ini Untuk memecah keheningan Chika segera berpamitan ke mamanya. Agar dia bisa cepat segera berangkat ke sekolah.
Maaa.... berangkat sekolah dulu yah.. ucap Chika ssambil menarik tangan Rico ke arah motornya.
Dengan berangkat sekolah bersama Rico dengan motor kesayangannya itu, di jamin deh tak akan terlambat ke sekolah. Karena dia paling suka dengan kebut- kebutan.
Chika dan Rico tiba di sekolahnya tepat pukul 06.45         itu tandanya masih banyak waktu.Dan seketika Chika terpaku, tiba – tiba saja tanganya di tarik Rico dan di bawa ke taman sekolah yang letaknya tak jauh dari parkiran sekolah.
Mau ngapain sih kesini ?? tanya Chika bingung dengan tingkah Rico.
Gue mau ngomong penting sama lo.!! Jawab Rico sambil duduk di bangku kecil yang di sediakan di taman sekolah.
Sebelum Chika mengeluarkan pertanyaan lagi, Rico sudah memotong pembicaraannya.
Kamu kenapa sih ?? bingung ya dengan sikap gue?? Tanya Rico pelan                  Apa ??? gak salah denger gue ya... Ge_Er banget deh.. hehe ralat Chika cekatan  sebelum Rico kembali bertanya.
Ayolah jujur aja... gak usah bohong sama gue... elak Rico tak mau kalah.
Hiya deh.. kamu kenapa sih sebenarnya?? Gue bingung deh sama sikap lo pagi ini..!! jawab Chika penasaran.
Kamu beneran pengen tahu?? kenapa aku bersikap kayak gini sama kamu ??? tanya Rico serius ke Chika.
Hiya.. (dengan menganggukan kepala), kenapa ?? tanya Chika lagi ke Rico.
Cupp... ciuman pertama yang baru pertama kalinya mendarat di kening Chika. Karena gue sayang sama kamu.
Tanpa melihat keadaan di sekitarnya, Clara dan Rico pagi itu menjadi bahan tontonan yang sangat  langka ada di sekolah mereka. Semua mata tertuju ke arah Chika dan Rico. Chika langsung melontarkan pertanyaan ke Rico.
Haaa..!!!! apa lo bilang ??? tanya Chika tak percaya tepat di depan muka Rico.
Gue sayang dan cinta sama kamu Chika. Kamu mau gak jadi pacar gue ??? tanya Rico ke Chika disertai dengan suara teriakan dan suara bujukan dari penonton untuk Chika agar menerima cinta Rico.
Sebelum Chika menjawab CINTA Rico, dan Chika menemukan sesosok cowok yang tadi malam sudah membuatnya menangis. Chika pun berlari meninggalkan Rico dan melepaskan genggaman tangannya dari cekalan tangan Rico. Rico hanya bisa diam  dan membiarkan Chika berlari meninggalkannya. Karena dia tahu hati Chika saat ini belum terkontrol dengan baik. 
Clara yang melihat sahabatnya menangis tersedu – sedu di dalam kelas, segera mendekati Chika dan semua pertanyaan tertuju ke Chika.
“Lo kenapa Chik ?? Siapa yang udah bikin lo nangis kayak gini?? Tanya Clara ke Chika dengan cemas dan khawatir.
Setelah Chika menceritakan semua tragedi yang menimpa dirinya, Clara terkejut dan tak percaya dengan semua kenyataan ini.
Apa...!!!!!! Didit jatuh cinta sama lo.!!!! Tanya Clara benar – benar tak percaya.
Chika hanya memberikan respon manggut – manggut dengan tak percaya.          Sekarang gini, kalau masalahnya sudah rumit kayak gibni. Lo harus milih. Pilih Rico apa Adit ??? tegas Clara ke Chika.
Apa milih ???? tanya Chika semakin tambah bingung.
Yapp.... lo harus milih diantara Rico dan Adit. Dengan begitu masalah akan segera kelar !!! Jawab Clara semakin menegaskan Chika.
Pilih sesuai dengan kata hatimu !!! jangan sampai lo menyesal belakangan. Tambah Clara sebelum Chika sempat menjawabnya.
Sebelum Chika menyebutkan satu nama, Adit tiba – tiba muncul dari balik pintu. Ternyata sahabat satu itu sudah berdiri di balik pintu sejak Clara memulai pembicaraan dengan Chika tadi.
Gue minta maaf Chik... karena gue udah lancang sama lo. Terima CINTA Rico !!!!! seru Adit sambil berjalan mendekat ke arah mereka.
Maksud lo ??? lo gak marah sama lo dengan sikap gue tadi malam ????
tanya Chika heran dengan sikap Adit.
Kenapa gue harus marah sama lo ?? Kata – kata lo kemarin sudah bikin gue sadar kalau “Cinta Itu Tak Harus MemilikI” jawab Adit dengan sedikit merasa bersalah soal tadi malam.
Nah gini dong.... kan enak dilihat !!!! Seru Clara karena senang melihat dua sahabatnya yang sudah baikan.
Ya iyalahhh....!!!!! seru Adit dan Chika serentak.
* * *
Waktu pulang sekolah Chika melihat Rico sedang duduk merenung dalam kesedihan di taman sekolah. Tanpa banyak basa – basi lagi Chika segera mendekat ke arah Rico.
Hai Ric... sapa Chika ke Rico dengan senyum manis di bibirnya.
Hai.... kok belum pulang ?? jawab Rico
Hiya nih... cari kamu kemana – mana ternyata kamu di sini. Jawab Chika jujur ke Rico.
“Cari aku ???” tanya Rico penasaran.
Kamu sendiri ngapain belum pulang ??? Angga mana?? tanya Chika balik ke Rico sebelum Chika menjawab pertanyaan Rico.
Angga dah pulang duluan, Ngapain cari aku ???jawab Rico dan mengulang pertanyaan yang dari tadi belum di jawab Chika.
Gue... gue.... mau jawab pertanyaan lo tadi pagi. Jawab Chika sambil memberikn senyum manisnya ke Rico.
Pertanyaan yang mana??? Tanya Rico pura – pura lupa.
Tentang perasaan lo ke gue tadi pagi... dah lupa ya??? Jawab Chika agak kecewa dengan omongan Rico barusan.
Gimana??? Jawab Rico sedikit salting.
Chika terkejut dengan omongan Rico barusan.                                             Gue.... gag bisa Ric. Gue gak bisa nolak cinta lo ke gue. Jawab Chika dengan pipi merah merona.
Yang bener ??? bukannya lo suka  sama Adit ??? tanya Rico heran.
 Chika sama gue kan sahabat Ric, gak mungkin lah kami pacaran. Gue bakalan marah kalau kalian gak jadian.!!! Seru Adit dari sudut taman untuk meyakinkan Rico.
Bener kata Adit Ric.!!! Sambung Clara berjalan di belakang Adit.
Berarti kita jadian nih ??? tanya Rico tak percaya dengan kenyataan ini.
Hmmmm.... 
Sebelum Chika menjawab pertanyaan Rico. Ciuman mendarat lagi di kening Chika. Seakan Chika dan Rico sepasang Raja dan Ratu yang sedang berada di istananya. Tak menyadari bahwa semua pandangan saat ini sedang tertuju ke arah mereka. Suara suitan yang tadi pagi sempat kecewa kini akhirnya semua harapan para penonton siswa dapat terjawabkan.
Akirnya “SETELAH KATAKAN CINTA” dari hati  Rico, Chika dan Rico dapat bersatu juga dan persahabatan Clara, Chika dan Adit  tetap bersatu lagi.
*** SELESAI ***


0 komentar:

Posting Komentar